Kamis, 20 Januari 2011

Apakah Salah Saya Belajar Bahasa Inggris?

Beberapa waktu lalu saya sempat tertegun ketika ada seseorang yang nyeletuk mengatakan "Untuk apa belajar bahasa kafir? Di akhirat nanti kamu ditanya pakai bahasa Al-Qur'an, bahasa Arob. Bukan bahasa orang kafir!". Awalnya saya cukup emosi mendengar pernyataan orang tersebut, tetapi saya berusaha belajar menjalankan Sunnah dengan memilih diam dan berta'awudz.



Barangsiapa marah, hendaknya diam (dulu).” [HR.Ahmad no.2029]

seorang lelaki berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam: “Berilah aku nasehat.” Beliau menjawab, “Janganlah engkau marah.” Lelaki itu mengulang-ngulang permintaannya, (namun) Nabi (selalu) menjawab,”Janganlah engkau marah.  [HR.al-Bukhari no.6116]

 “Barangsiapa menahan amarahnya padahal mampu meluapkannya, Allah akan memanggilnya di hadapan para makhluk pada hari kiamat untuk memberinya pilihan bidadari yang ia inginkan.” [HR.at-Tirmidzi no.1944]

Aku pernah duduk di samping Nabi saat dua orang lelaki tengah saling caci. Salah seorang dari mereka telah memerah wajahnya dan urat lehernya tegang. Beliau bersabda, “Aku benar-benar mengetahui perkataan yang bila diucapkannya, niscaya akan lenyap apa (emosi) yang ia alami. Andai ia mengatakan: A’udzu billahi minasy syaithanir rajim, pastilah akan lenyap emosi yang ada padanya.” [HR.al-Bukhari no.3282, Muslim no.2610]

Selain dikarenakan mengingat beberapa hadits tersebut, saya juga berpikir kalau setiap orang memiliki pikiran dan minat yang berbeda, di mana minat saya adalah pada bidang komunikasi, terutama menggunakan bahasa Inggris, dan bisa jadi orang yang mengatakan demikian memiliki minat yang berbeda yang mungkin tidak saya sukai.

Mengenai bahasa Inggris ini sendiri, cukup mengesankan bagi saya. Entah mengapa saya sangat suka sekali belajar bahasa, tidak hanya bahasa Inggris, tetapi juga beberapa bahasa asing, dan yang paling saya gandrungi saat ini adalah English, Arabic, dan Korean. 

Saya memiliki keinginan yang sangat besar untuk menguasai beberapa bahasa, menjadi multilingual person dan menyampaikan pemahaman serta pengetahuan saya kepada orang lain, terutama yang berkaitan tentang masalah syari'at dan sosial. Saya sempat ingin berhenti dari hobbi saya ini, akan tetapi sekitar setahun yang lalu saya pernah berkunjung ke situs fatwa-online, dan di sana saya menemukan sebuah artikel mengenai keinginan syaikh Utsaimin rohimahuLloh untuk mampu berbahasa Inggris, berikut translate artikel dalam bahasa Indonesia yang saya temukan pula pada situs Ustadz abu Rumaysho:

Ada perkataan yang sangat menarik sekali bagi para penuntut ilmu dari seorang ‘alim Robbani, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin –semoga Allah senantiasa merahmati beliau-.[1] Perkataan ini akan menepis anggapan sebagian orang yang terlalu antipati jika ada yang ingin menguasai bahasa Inggris karena disangka ini adalah bahasa orang kafir. Padahal Syaikh Ibnu ‘Utsaimin sendiri punya angan-angan agar bisa menguasai bahasa Inggris. Karena bahasa Inggris bukan hanya menjadi bahasa non muslim saat ini, bahkan bahasa ini sudah tersebar di berbagai negeri termasuk negeri kaum muslimin. Dan satu sisi begitu manfaat, terutama bagi dakwah pada mereka yang non muslim.

Coba perhatikan perkataan beliau berikut ini.

وإن كنا نرى كما هو واقع أن اللغة العربية أفضل اللغات وأشرفها؛ لأنها لغة القرآن الكريم ولغة سيد المرسلين عليه الصلاة والسلام، لكن هذه لغة عالمية مشهورة يتكلم بها المسلم والكافر، ثم هي مقررة عليك حتى وإن كانت لغة الكفار، فإنك ربما تحتاجها في يوم من الأيام، أنا أتمنى أني أعرف هذه اللغة؛ لأني وجدت فيها مصلحة كبيرة، يأتي رجل ليسلم بين يديك فلا تستطيع أن تتفاهم معه

“Kami berpandangan--sebagaimana realitas yang ada--bahwa bahasa Arab tetap adalah bahasa yang paling mulia. Karena bahasa Arab adalah bahasa Al Qur’an Al Karim dan juga menjadi bahasa para Rasul ‘alaihish sholaatu was salaam. Akan tetapi bahasa Inggris adalah bahasa dunia yang begitu masyhur. Bahasa ini digunakan oleh muslim dan kafir (sehingga sekarang tidak bisa lagi disebut bahasa khas orang kafir, pen). Di samping itu, bahasa Inggris itu menjadi bahasa yang wajib Anda pelajari (diberbagai jenjang pendidikan, pen). Andai bahasa Inggris adalah bahasa khas orang kafir, boleh jadi pada suatu waktu Anda membutuhkannya.

Aku sendiri berangan-angan, andai saja aku bisa menguasai bahasa Inggris. Sungguh, aku melihat terdapat manfaat yang amat besar bagi dakwah jika saja bahasa Inggris bisa kukuasai. Karena jika kita tidak menguasai bahasa tersebut, bagaimana kita bisa berdakwah jika ada yang masuk Islam di hadapan kita.”[2]

Pelajaran yang patut direnungkan. Jadi sebenarnya mempelajari bahasa Inggris dilihat dari pemanfaatannya. Jika menguasai bahasa Inggris supaya bisa sekedar melancong ke negeri-negeri kafir, tentu saja niatan yang keliru. Namun jika tujuannya adalah untuk dakwah, ini sungguh sangat mulia.

Ya Allah, mudahkanlah kami dalam dakwah untuk memperjuangkan agama-Mu dan meninggikan kalimat-Mu yang mulia “laa ilaha illallah” dengan ikhlas selalu mengharapkan wajah-Mu.

Disusun di Panggang-GK, saat Zhuhur, 13 Syawal 1431 H (21/09/2010)

Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel www.rumaysho.com

[1] Kami menelusuri perkataan ini setelah mendapatkan faedah dari guru kami, Ustadz Aris Munandar.

[2] Liqo’ Al Bab Al Maftuh kaset no. 61, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin.

Jadi, sekarang saya... kembali ke hobi saya, memang saya tidak pintar dalam hal tersebut, tapi namanya hoby, why not? hehe~
Semoga bermanfaat, cukuplah cita-cita utama saya disimpan hingga waktu dan hasil nanti yang akan menunjukkan saya pernah memiliki cita-cita utama ini.
Cukup sekian dulu, semangat! BismiLlah..

1 komentar:

lafifahidayati mengatakan...

subhanallah,boleh berbagi ilmu ukhti?:)