Sabtu, 18 September 2010

Diam Menanti

Hatiku tetap membungkam bunyinya walaupun mulutku mengicaukan suara berbeda,
Jumlah frekuensi detak sudah tak terhitung,
Hanya suara sumbang yang kuperdengarkan,
Aku tidak mau kalah melawan dia dalam diriku,


Orang berkata angin itu hambar,
Kerjanya hanya mengeringkan jemuran dan menghilangkan keringat,
Aku tak ingin mengumbar,
Karena yang aku rasakan aroma dan rasanya manis dan menyenangkan,


Dia yang selalu aku rindukan kubiarkan,
Menjelajah mencari maunya dan aku,
Hingga dia sudah tegak dan tak ingin menoleh depan bersama yang lain,
Dengan kesucian, kerinduan, dan kesiapan  dalam dirinya,
Lihatlah aku, sudah lama hanya menantimu.


17 September 2010, 01.10 am
[Malam setengah purnama setelah seharian mencari abaya hitam pekat yang tak berhasil ditemukan]


- Asiyah in Missing,

Rabu, 15 September 2010

Gara-gara Hal Sepele, Bertengkar Lagi

Sudah 7 hari semenjak sebelum lebaran kami belum juga baikan, padahal beberapa kali aku meminta maaf padanya, tapi masih saja dibalas dengan jawaban yang sinis bagiku walaupun secara tertulis dia mengatakan sudah memaafkanku. Tetapi pesan-pesan yang dikirimkannya padaku cukup mewakili ke-belum-bisaaannya memaafkan aku. Padahal apa yang dipersangkakan pada kami ada alasannya.

"Janganlah kalian saling memutuskan hubungan, jangan saling membelakangi, jangan saling bermusuhan, jangan saling hasud (bertengkar) Jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara. Tidak halal (haram) bagi seorang muslim untuk tidak bertegur sapa dengan saudaranya dalam batas diatas 3 hari (Hadits Muttafaq ''alaihi)

Okelah, kita sudah bertegur-sapa, bahkan kurang dari 3 hari, akan tetapi nada-nada sapaan itu yang sampai saat ini yang membuatku menganggap bahwa kita belum bertegur-sapa (melebihi 3 hari), bagaimanakah hukumnya? Wallohu a'lam, aku tidak tahu yang jelas hatiku masih kesal. Bagaimana tidak? masih saja! hanya karena masalah sepele pertengkaran dan pertengkaaaaaaan menghampiri!

---

Engkau tanyakan padaku mengapa aku begini?
Tanyalah pada dirimu, aku hanya bisa menjawab "entahlah", aku memang benar-benar tidak tahu!
bukankah pernah aku sampaikan padamu,

‎"Hendaklah seseorang waspada untuk menjadikan hati kaum mukminin marah kepadanya sementara ia tidak merasa !"
Dikatakan kepadanya: "Bagaimana itu akan terjadi ?"
Beliau berkata: "Seorang hamba melakukan maksiat secara tersembunyi, lalu Allah melemparkan kebencian kepada hati kaum mukminin kepadanya sementara ia tidak merasa".
(Sifatus Shafwah 1/325).

Silahkah pikirkan maksudku!

 --- 

Kita adalah bulir padi dari ladang yang sama, 
aku memiliki apa yang engkau miliki,
aku memiliki amarah yang engkau miliki,
aku pasti bermaksiat seperti pastinya engkau bermaksiat,
karenanya, marilah kita saling memahami dan saling memaafkan,
Benar-benar memaafkan!


15 september 2010 / 5 Syawal 1431 Hijriah
Yang masih kesal,

Noprin