Minggu, 29 Agustus 2010

Aku Selalu Diberi Kesempatan

Alhamdulillah 'alaa kulli haal,

Mengingat perjalanan hidupku yang meliak-liuk seperti serabut benalu, dengan segala kisah sedih dan menyenangkan, segala kisah biasa dan menegangkan, segala pilihan ke arah baik dan buruk, segalah keputusan yang salah dan benar, segala ketaatan dan kedurhakaan, dan dengan penentangan serta dosa yang sangat melimpah ruah, masih saja aku tetap ditunjukkan dan diarahkan seperti ini - berjalan untuk bertemu Dia.

Dia.. Alloh Yang Maha Esa, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Yang Memiliki jiwa ini, Yang Membolak-balikkan hati ini.
Dengan kata apa hendak kugores ungkapan penghambaan dalam bahasa ibuku ini?
Dengan kalimat apa hendak aku jelaskan kesyukuran dengan bahasa yang aku pahami ini?

Sungguh, telah 21 tahun lamanya aku diizinkan membuka dan menutup mata, bernafas, merasakan segar udara pagi, merasakan nikmatnya angin di bawah terik matahari, merasakan nikmatnya nasi untuk mengobati lapar maupun nafsu. Kehidupanku ini, lengkap dan sempurna tanpa cacat. Setiap pagi aku bangun, kelopak mataku bisa membuka dirinya, warna-warna dunia masih mengizinkan dirinya untuk aku kenali, serta lidahku bisa bebas berucap do'a kesyukuran atau tidak karena telah dibangunkan lagi untuk memulai memilih perbuatan baik atau buruk hingga aku akan tidur lagi. Segala wajah, watak, perlakuan, perkataan, godaan, dan keduniaan telah aku temui, dengan segala pemahaman, prinsip, dan pengalaman yang mereka tularkan padaku. Aku masih pula tetap seperti ini - seorang muslimah yang memilki keyakinan di hati  dan mengakui  sekuat-kuatnya akan keesaan Alloh.
Dia... Mengingat dia, aku ingin sekali menangis. Entah berapa kedurhakaan dan pengabaian aku perbuat, dosa-dosaku sudah tak sanggup aku perkiraan, kesalahanku tidak pernah habis untuk ku ingat agar bisa diperbaiki, tapi tetap saja Alloh menunjukkan kasih sayangnya padaku.
Dia telah menjadikan aku seorang wanita yang terlahir dalam keadaan islam, hatiku sangat bahagia jika mengingat itu saja walaupun kesedihan apapun  yang sedang aku hadapi.

Tidak itu saja, tidak saja menjadikan aku seorang anak, seorang gadis, seorang wanita yang terlahir dalam keadaan islam di tengah keluarga islam dan lingkungan islam tetapi juga memberikan aku saudara-saudari seaqidah yang selalu menegarkanku diujung keruntuhan, menguatkanku ditiap kerapuhan dan menyemangatiku pada riak-riak kesakitan yang seringkali kuhadapi. Ada diantara mereka yang datang  denga prinsip dan pemahaman Islam yang kukuh, ada yang masih setengah-setengah, ada pula yang tidak tahu sama sekali. Akan tetapi subahan Alloh, mereka yang setengah-setengah, mereka yang tidak tahu sama sekali kini  telah menjadi melebihi orang yang ku anggap memiliki prinsip dan pemahaman kukuh dahulu. Berjuta harapan akan kebaikan masih memiliki ruang yang sangat luas di hati-hati mereka, dan itulah yang juga menjadi media kekuatan dari Alloh untukku.

Nafas ketakutan di kala sholat, air mata setelah bermaksiat, kesedihan karena "kalah saing" beribadah kian hari kian nampak menggembung dari diri mereka. Kini, kesedihan mereka tak lagi karena tidak memiliki benda yang orang lain miliki, tidak lagi karena lebih kecilnya nilai di atas kertas dan di ujung pena manusia, akan tetapi  kesedihan mereka  lebih karena  tidak memiliki apa yang Alloh Perintahkan, lebih  kareana merasa tidak mendapatkan nilai yang meraka harapkan Alloh untuk berikan pada mereka. Hal apa saja itu? Keikhalasan dalam beribadah! Keistiqomahan! Ittiba'! Khusyu'! Rasa cinta karenaNya, dan semua hal yang berkaitan denganNya,  berkaitan dengan Allohu Robbul 'Alamiin.

Yaa Alloh, tiada lain kata yang bisa aku lantunkan selain 'Alhamdulillah 'alaa kulli haal", berkahilah mereka, berkahilah kami. Aku sangat mencintai mereka, karenanya tetapkanlah Kami di atas jalan lurus menujuMU. Aku sangat mencintaiku kejadianku, keislamanku, kemuslimahanku.. Karenanya tetapkan dan perbaikilah aku agar memiliki bekal untuk berjumpa denganMU. Aaamiin.


----- untuk ungkapan kali ini, ana cukupkan dahulu, insya Alloh disambung lagi jika Alloh Menghendaki -----


19 Romadhon,
- Asiyah bint Muhammad Zainy

Tidak ada komentar: